ROMANSA PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KELUARGA
Mendengar
kata-kata romansa mungkin identik dengan cerita novel atau hanya cerita fiksi
belaka. Cerita fiksi yang ditulis oleh pengarangnya untuk memberikan kesan
kasih sayang serta cinta kasih yang ingin disampaikan kepada pembaca. Namun,
dalam kesempatan kali ini saya ingin menuliskan tentang indahnya romansa
pendidikan karakter, jika kita terapkan dalam keluarga kita.
Pendidikan karakter sendiri sering kita artikan sebagai pemberian contoh atau teladan kepada anak, terutama untuk mengembangkan sikap dan perilaku hingga akhirnya melekat dan menjadi suatu budaya dalam keluarga. Dengan kata lain, pendidkan karakter merupakan upaya untuk menuntun dan mengarahkan sikap dan perilaku manusia menuju kebaikan.
Pendidikan karakter pertama kali harus dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga karena keluarga merupakan sumber utama dan pertama bagi anak untuk memperoleh dan membentuk serta mengembangkan karakter. Hal ini dikarenakan baik atau buruknya karakter anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga. Alasan utama mengapa keluarga sebagai sumber pendidikan karakter bagi anak adalah terdapatnya beberapa nilai karakter dasar bagi keberlangsungan kehidupan manusia yang hanya dapat ditemui pada sebuah komunitas yang dinamakan keluarga, beberapa nilai karakter tersebut antara lain:
1. Terdapatnya nilai keagamaan/religius
2. Terdapatnya nilai kemanusiaan
3. Terdapatnya nilai sosial dan budaya
4. Terdapatnya nilai saling membutuhkan dan melengkapi
Agar proses pendidikan karakter anak dalam keluarga ini dapat berhasil, maka orang tua dapat menggunakan beberapa cara antara lain:
1. Keteladanan
Contoh atau keteladan dari orang tua sangat mempengaruhi karakter yang dimiliki oleh sang anak. Jikasaat berada di rumah orang tua kurang bisa untuk menunjukkan sikap jujur, maka anak juga akan terbiasa untuk berbohong. Orang tua yang tidak mempunyai perasaan pentingnya sopan santun dan saling menghargai serta menghormati, maka anaknya juga akan menunjukkan peilaku yang acuh serta tidak sopan.
Selain itu yang perlu diketahui bahwa anak perempuan cenderung mempunyai kemampuan meniru yang lebih baik dari pada anak laki-laki. Orang tua yang memberikan keteladanan berupa perilaku terpuji kepada anaknya, maka perilaku terpuji tersebut akan tetap ada dan hidup bersama anak itu dengan bentuk yang sama persis.
2. Pembiasaan
Pembiasaan merupakan proses pembentukan karakter yang relatif menetap melalui proses yang berulang-ulang baik sendiri maupun dilakukan dengan bersama-sama. Pembiasaan ini meliputi aspek perkembangan moral, nilai-nilai agama, akhlak, pengembangan sosio emosional dan kemandirian.
Pembiasaan ini sangat efektif dilakukan pada anak usia dini dikarenakan ingatan mereka untuk merekam setiap perilaku atau contoh yang diberikan sangat kuat, selain itu juga karena kondisi kepribadian mereka yang belum matang sehingga mudah untuk diatur dan dijadikan sebagai kebiasaan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat beberapa bentuk pembiasaan diantaranya yaitu pembiasaan kegiatan rutin, pembiasaan kegiatan spontan, pembiasaan pemberian teladan, serta pembiasaan kegiatan yang terprogram.
3. Nasehat dan hukuman
Jika terdapat perilaku atau sikap anak yang tidak cocok dengan yang seharusnya dia lakukan, maka nasehat merupakan salah satu hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki sikap atau perilaku tersebut. Nasehat mampu menjadi tolak ukur dan membuka pemikiran baru untuk anak dapat memperbaiki diri setelah melakukan kesalahan atau kekeliruan dalam bersikap dan bertingkah laku yang diharapkan akan menjadi lebih baik untuk ke depannya.
Cara lain yang bisa dilakukan oleh orang tua saat anak melakukan kesalahan atau ketidaksesuaian dengan dengan nilai-nilai karakter adalah dengan memberikan hukuman. Hukuman tersebut bisa berupa teguran, memberikan hukuman fisik yang bersifat mendidik maupun mendiamkannya.
4. Motivasi terhadap anak
Motivasi diberikan orang tua kepada anak adalah agar anak tetap yakin dan berpegang teguh pada apa yang menjadi tujuannya. Akan tetapi tidak semua motivasi bisa diberikan kepada anak, perlu ditekankan motivasi yang berlebihan seperti terlalu memanjakan anak atau terlalu keras kepada mereka bahkan dapat mengurangi motivasi mereka untuk berprestasi dan anak akan merasa tidak bahagia.
Pemberian motivasi oleh orang tua dapat berupa penguatan atau penghargaan terhadap sikap perilaku atau usaha belajar anak yang baik. Selain itu, pemberian hadiah juga dapat digunakan oleh orang tua agar kepada anak ketika menunjukkan sikap dan perilaku yang baik. Namun, pemberian motivasi juga dilakukan pada saat anak mengalami kesulitan dalam bersikap/berperilaku atau disaat anak mengalami kegagalan.
Tercapainya proses pendidikan karakter di dalam lingkungan kelurga bergantung pada keserasian antara orang tua, anak serta cara yang digunakan dan lingkungan yang mendukung terjadinya proses pendidikan. Membangun keluarga yang harmonis memerlukan romansa atau sikap saling mencintai antar anggota keluarga. Sikap saling mencintai adalah dasar dalam hidup bersama anggota keluarga. Dengan sikap saling mencintai, setiap anggota keluarga akan saling menghargai satu sama lain berdasarkan nilai-nilai karakter yang telah ditanamkan sejak dini serta dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis : Miftahul Al Islam, S.Pd I
Mantaaab