PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI MENAJAMKAN POTENSI PESERTA DIDIK
Berbicara tentang
kurikulum merdeka, maka tidak lepas dengan pembahasan pembelajaran
berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memberi
keleluasaan pada peserta didik untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan
kesiapan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik tersebut.
Pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya berfokus pada produk pembelajaran,
tapi juga fokus pada proses dan konten/materi pembelajaran. Jika kita menengok
kembali proses pembelajaran dahulu dan mungkin sampai sekarang ini, pendidikan
di Indonesia masih belum banyak perubahan. Banyak yang masih menerapkan sistem
pembelajaran lama yang beranggapan bahwa semua anak adalah sama, lebih berpusat
pada guru (teacher center), tanpa memberikan kesempatan kepada setiap peserta
didik untuk berpartisipasi aktif dan berkolaborasi dalam belajar. Pendidikan
tidak hanya sebatas transfer of knowledge saja. Perkembangan paradigma
pendidikan yang lebih humanism, dengan lahirnya pendidikan yang merdeka belajar
memberikan peluang bagi semua anak dalam mendapatkan pendidikan yang bermakna.
Memberikan perhatian dan layanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan dari
masing-masing peserta didiknya.
Pembelajaran
berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas
untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Pembelajaran
berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa guru harus mengajar dengan 30 cara yang
berbeda untuk mengajar 30 orang murid. Bukan pula berarti bahwa guru harus
memperbanyak jumlah soal untuk murid yang lebih cepat bekerja dibandingkan yang
lain. Pembelajaran berdiferensiasi juga bukan berarti guru harus mengelompokkan
yang pintar dengan yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang. Bukan pula
memberikan tugas yang berbeda untuk setiap anak. Pembelajaran berdiferensiasi
bukanlah sebuah proses pembelajaran yang semrawut (chaotic), yang gurunya
kemudian harus membuat beberapa perencanaan pembelajaran sekaligus, di mana
guru harus menghampiri setiap anak untuk membantu si A, si B atau si C dalam
waktu yang bersamaan.
Kritik untuk dunia
pendidikan juga pernah diungkapkan oleh seorang ilmuan yaitu Albert Enstein.
Enstein mengungkapkan argumentasinya terkait dengan bakat dan minat
masing-masing manusia dan memberikan ilustrasi atau gambaran sebagai berikut:
“Semua orang adalah jenius, namun jika anda memandang seekor ikan berdasarkan
kemampuan memanjat pohon, maka selamanya ikan itu akan merasa bodoh karena
tidak bisa memanjatnya”. Hal tersebut menunjukkan bahwa manusia memiliki
potensi dan bakatnya masing-masing sesuai dengan bagaimana dan dimana manusia
tersebut memperoleh pengalaman dan kematangan berfikir. Dengan demikian,
substansi dari pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang
memfasilitasi semua perbedaan yang dimiliki peserta didik secara terbuka dengan
kebutuhan-kebutuhan yang akan dicapai oleh peserta didik.
Model pembelajaran berdiferensiasi terdapat tiga
strategi diferensiasi diantaranya;
(1)
Difefensiasi
konten, konten adalah apa yang kita ajarkan kepada murid. Konten dapat
dibedakan sebagai tanggapan terhadapa kesiapan, minat, dan profil belajar murid
maupun kombinasi dari ketiganya. Guru perlu menyediakan bahan dan alat sesuai
dengan kebutuhan belajar murid,
(2)
Diferensiasi
proses, proses mengacu pada bagaimana murid akan memahami atau memaknai apa
yang dipelajari. Diferensiasi proses dapat dilakukan dengan cara: (a) menggunakan
kegiatan berjenjang, (b) menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan yang
perlu diselesaikan di sudut-sudut minat, (c) membuat agenda individual untuk
murid (daftar tugas, memvariasikan lama waktu yang murid dapat ambil untuk
menyelesaikan tugas, dan (d) mengembangkan kegiatan bervariasi.
(3)
Diferensiasi
produk. Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan
murid kepada kita (karangan, pidato, rekaman, diagram) atau sesuatu yang ada
wujudnya. Produk yang diberikan meliputi 2 hal yaitu memberikan tantangan dan
keragaman atau variasi dan memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat
mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.
Mengapa harus pembelajaran diferensiasi?
Pembelajaran berdiferensiasi ada untuk memastikan bahwa
setiap peserta didik mendapatkan kesempatan untuk belajar secara optimal sesuai
dengan potensi masing-masing.
Tujuan Pembelajaran Berdiferensiasi Secara umum,
pembelajaran berdiferensiasi bertujuan untuk mengakomodir pembelajaran peserta
didik dengan memperhatikan minat belajar, kesiapan belajar, dan preferensi
belajar.
Secara khusus, pembelajaran berdiferensiasi diharapkan
dapat:
(1) Untuk membantu semua peserta didik dalam belajar.
Agar guru bisa meningkatkan kesadaran terhadap kemampu-an peserta didik, sehingga
tujuan pembelajaran dapat dicapai oleh seluruh peserta didik,
(2) Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta
didik. Agar peserta didik memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan tingkat
kesulitan materi yang diberikan guru. Jika peserta didik dibelajarkan sesuai
dengan kemampuannya maka motivasi belajar peserta didik meningkat,
(3) Untuk menjalin hubungan yang harmonis guru dan peserta
didik. Pembelajaran berdiferensiasi meningkatkan relasi yang kuat antara guru
dan peserta didik sehingga peserta didik semangat untuk belajar,
(4) Untuk membantu peserta didik menjadi pelajar yang mandiri.
Jika peserta didik dibelajarkan secara mandiri, maka peserta didik terbiasa dan
menghargai keberagaman,
(5) Mendorong Perkembangan Keterampilan Berpikir Kritis. Baik guru maupun peserta didik akan
mendapatkan stimulus maupun tantangan dalam pembelajaran yag diharapkan dapat
merangsang ketrampilan berpikir kritis.
(6) Meningkatkan kompetensi guru. Jika guru menerapkan
pembelajaran berdiferensiasi, maka guru merasa tertantang untuk mengembangkan
kemampuan mengajarnya sehingga guru menjadi kreatif.
Bagaimanakah guru PAI menjawab tantangan
pembelajaran yang ada?
Sebagai guru PAI harus mengikuti perkembangan
yang ada dan bisa mengakomodir keberagaman potensi yang dimiliki peserta
didikmelalui pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
Penerapan
pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan dengan cara membedakan konten,
proses, produk, dan lingkungan belajar. Contoh penerapan pembelajaran
berdiferensiasi dapat dijelaskan sebagai berikut.
Penulis sebagai
guru PAI dan Budi Pekerti kelas V pada Fase C mengajarkan materi Q.S. Al Maun. Setelah
melakukan analisis profil (gaya) belajar dan kebutuhan peserta didik, guru
memberikan materi sesuai dengan profil belajar tersebut. Bagi tipe audio
visual, materi bisa melalui video pembelajaran. Untuk tipe kinestetik, bisa
dengan mengobservasi lingkungan sekitar. Sedangkan tipe audio, bisa dengan
mendengarkan lagu/video tentang Q.S Al Maun. Dengan memberikan materi melalui video,
observasi lingkungan sekitar, dan bernyanyi, maka kebutuhan peserta didik akan
visual, kinestetik, dan audio terpenuhi.
Guru juga dapat
melakukan studi banding pada sekolah yang sudah menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi. Bisa juga disikapi dengan bekerjasama dalam komunitas GPAI/KKGPAI
di tingkat gugus, kecamatan, kota maupun kegiatan online. Melalui pembelajaran
berdiferensiasi, guru dapat menunjukkan beragam contoh bagaimana menerapkan
nilai-nilai moral dan etika Islam dalam berbagai konteks kehidupan. Hal ini
dapat membantu peserta didik memahami dan menginternalisasikan akhlak mulia.
Peserta didik dapat berbagi pengalaman, pendapat, dan pandangan tentang situasi
kehidupan yang memerlukan pengambilan keputusan moral.
Selain itu, perlu
dipahami bahwa Guru PAI harus melakukan berbagai upaya dalam pengembangan
pembelajaran yang bersifat adoptif, adaptif, kreatif, dan inovatif. Tujuannya
agar materi yang diberikan dapat dipahami sesuai dengan yang diharapkan dengan
tetap mengedepankan nilai-nilai ilahiah yang terimplementasi dalam akhlak
peserta didik sehari-hari baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun
masyarakat. Akhirnya, marilah sebagai guru PAI kita selalui mengikuti
perkembangan pendidikan dan jangan takut dengan perubahan, selalu siap dengan
tantangan yang ada di dunia pendidikan.
Penulis : Umi Latifah, S.Pd I
Untuk dapat mengimplementasikan, diperlukan effort yang luar biasa. Selama pembelajaran berfokus untuk siswa, tidak ada sesuatu yang sulit.
Siapπ
Setelah diuraikan secara gamblang oleh b. Nyai semakin faham lah kita, terima ksh pencerahnya ya b. Nyai Umi Lativah
Mugi manfaat...π
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Pembelajaran yang berpusat pada kebutuhan & keadaan peserta didik memang seharusnya dilakukan, karena masing-masing peserta didik memiliki kondisi, potensi & minat yang berbeda..
Bagus artikelnya..
Semangat perubahan..
π
Artikelnya bagus, sesuai dg tujuan kurmer yg sedang diterapkan saat ini, smoga bisa memotivasi dan menginspirasi .....terus berkarya dan semangat
πππ
Tidak hanya guru kelas dan guru mapel umum, Guru PAI juga harus juga berkreasi dan berinovasi untuk kemajuan generasi bangsa masa depan.
Ilmunya sangat mantap sekali.jadi ter inspirasi.kmrn sy juga mencoba mempraktikan ke peserta didik.
Mereka dapat mempelajari materi pelajaran sesuai dengan kemampuan, apa yang disukai, dan kebutuhannya masing-masing sehingga mereka tidak frustasi dan merasa gagal dalam pengalaman belajarnya.