Chanel Youtube


Bergerak! Jati Diri Akan Tampak

 

Desain by canva

Gerak atau gerakan, dalam konteks yang paling umum, merujuk pada perubahan posisi atau kedudukan suatu benda atau entitas. Secara lebih spesifik, gerak dapat merujuk pada tindakan tubuh untuk menyampaikan suatu makna, baik secara spontan maupun terencana.

Di tengah diamnya dunia dan cepatnya arus perubahan, manusia kerap kehilangan pijakan tentang siapa dirinya. Ia hadir namun tidak benar-benar ada; hidup namun tidak tampak. Dalam konteks ini, “gerakan” baik dalam bentuk fisik, ide, “maupun karya”. menjadi kunci yang menegaskan eksistensi seseorang. Sebab hanya dengan bergerak, jati diri akan terlihat, dikenali, dan diakui.

Namun, lebih dari sekadar dorongan filosofis atau motivasi sosial, Islam sebagai agama yang sempurna juga memberikan landasan kuat atas pentingnya bergerak dan berbuat sebagai bagian dari pembentukan identitas seorang mukmin.

Gerakan Adalah Penanda Eksistensi

Ketika seseorang mulai bergerak, ia menciptakan gelombang realitas yang membuat keberadaannya dikenali. Dalam waktu dan kondisi tertentu, seseorang dianggap ada karena tindakannya. Sebaliknya, orang yang hanya berdiam diri tanpa kontribusi, cepat atau lambat akan dilupakan oleh waktu.

Pandangan Islam juga menegaskan bahwa manusia tidak diciptakan untuk pasif. Allah menciptakan manusia untuk berkarya, beribadah, dan berbuat. Allah Swt berfirman dalam QS. At-Taubah: 105:

وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ وَسَتُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۚ 

Dan katakanlah (Nabi Muhammad), “Bekerjalah! Maka, Allah, rasul-Nya, dan orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu. Kamu akan dikembalikan kepada (Zat) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata. Lalu, Dia akan memberitakan kepada kamu apa yang selama ini kamu kerjakan.”

(QS. At-Taubah: 105)

Ayat ini menegaskan bahwa amal atau gerakan nyata dari seorang hamba menjadi sesuatu yang diperhatikan, dinilai, dan menjadi cermin dari siapa dirinya di hadapan Allah dan manusia.

Gerakan Luar Biasa Melahirkan Jati Diri yang Kuat

Jati diri bukanlah sesuatu yang statis. Ia berkembang, bertransformasi, dan terus berubah seiring waktu dan pengalaman. Tapi gerakan sebagai ekspresi nyata dari kehendak selalu menjadi cerminnya. Ketika seseorang memilih jalan tertentu dan terus melangkah di dalamnya, maka ia sedang menulis narasi tentang siapa dirinya, nilai apa yang ia pegang, dan kemana ia menuju.

Seseorang yang konsisten membantu sesama, misalnya, akan dikenal sebagai pribadi yang peduli dan berjiwa sosial. Bukan karena ia menyebut dirinya demikian, melainkan karena gerakan-gerakannya yang nyata telah menunjukkan itu. Dalam dunia yang penuh klaim, gerakan menjadi bukti yang paling otentik dari jati diri seseorang.

Tidak semua gerakan menciptakan perubahan besar. Tapi gerakan yang dilakukan dengan niat yang ikhlas, tujuan yang jelas, dan dilakukan terus-menerus, akan melahirkan hasil luar biasa. Bahkan Islam sangat menganjurkan umatnya untuk tidak hanya menjadi pengikut arus, tetapi menjadi orang yang aktif, produktif, dan berkontribusi.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah saw bersabda:

  خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”
(HR. Ahmad, Thabrani, dan Daruquthni)

Gerakan yang lahir dari semangat memberi manfaat akan memperkuat identitas seseorang. Ia akan dikenali sebagai pribadi yang hadir memberi nilai, bukan hanya menjadi beban. Dari gerakan itulah jati diri tumbuh dan berkembang.

Gerakan Sebagai Refleksi Keimanan

Keimanan dalam Islam bukan sekadar ucapan di lisan, tapi harus dibuktikan dengan amal nyata. Dalam QS. Al-‘Ashr: 1–3, Allah bersumpah atas waktu dan menegaskan bahwa manusia merugi kecuali mereka yang beriman dan beramal saleh.

وَالْعَصْرِۙ ۝١,

اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ ۝٢

 اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ۝٣

 

“Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.

 

Artinya, iman tanpa gerakan (amal) adalah iman yang rapuh. Seseorang akan benar-benar tampak jati dirinya sebagai mukmin sejati ketika ia tidak hanya percaya, tapi juga bergerak dan berbuat demi iman itu.

Jangan Takut Bergerak: Setiap Langkah Dinilai Allah

Banyak orang enggan bergerak karena takut gagal, takut salah arah, atau takut tidak diakui. Tapi justru dalam keberanian untuk bergerak itulah terletak kunci pembentukan identitas sejati. Diam hanya memperpanjang ketidakjelasan; bergerak membawa kejelasan, meskipun melalui jalan yang penuh rintangan. Bahkan kegagalan sekalipun adalah bentuk eksistensi yang sah karena ia menunjukkan bahwa seseorang telah mencoba dan belajar.

Gerakan adalah bentuk afirmasi terhadap keberadaan diri. Ia berkata, "Aku di sini, aku melakukan sesuatu, aku punya makna."

Islam juga membesarkan hati orang-orang yang bergerak meski langkahnya kecil. Allah tidak melihat hasil akhir semata, tapi proses dan usaha setiap hamba. Rasulullah bersabda:

"إِنَّ اللّهَ لاَ يَنظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَنظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ"

"Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta kalian, tetapi Dia melihat hati dan amal kalian." (HR. Muslim)

Maka tak ada alasan untuk diam karena merasa tak mampu. Setiap niat baik yang diiringi tindakan akan dinilai dan dihargai oleh Allah Swt.

Bergeraklah, Maka Kamu Akan Menjadi

Dalam dunia yang terus berubah, satu-satunya cara untuk tetap nyata adalah dengan terus bergerak. Dan setiap gerakan yang kita lakukan, sekecil apapun, adalah batu bata yang membentuk bangunan jati diri kita. Maka, ayo bergerak. Wujudkan potensi. Nyatakan keberadaanmu. Karena hanya dengan bergerak, kamu benar-benar menjadi.

Akhirnya, "Bergeraklah ! Jati diri akan tampak" bukan sekadar slogan, atau ajakan untuk tidak menunggu keadaan ideal, akan tetapi upaya  menciptakan keadaan melalui tindakan. Dalam diam, identitas bisa kabur. Tapi dengan bergerak baik untuk memperbaiki diri, membantu sesama, atau berkontribusi di masyarakats seseorang akan dikenali sebagai pribadi yang hidup, hadir, dan bermakna.

Islam mengajarkan bahwa keberadaan manusia harus memberi manfaat, menjadi rahmat, dan tampil sebagai representasi amal saleh. Maka bergeraklah. Jangan menunggu dikenali untuk bertindak, bertindaklah agar dikenali. Jangan menunggu jati diri terbentuk baru bergerak, bergeraklah agar jati diri terbentuk.

Karena hanya dengan gerakan yang konsisten dan penuh makna, jati diri seorang hamba akan tampak di mata manusia, dan lebih penting lagi, di hadapan Allah Swt.


Penulis : Akhyak, S.Ag


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url