Nuzulul Qur’an: Peristiwa Pengingat untuk Lebih Dekat dengan Al-Qur’an
Nuzulul Qur’an merupakan salah satu peristiwa
terpenting dalam sejarah Islam. Malam diturunkannya Al-Qur’an menjadi momen
sakral yang selalu diperingati setiap bulan Ramadhan. Peristiwa ini bukan
sekadar peringatan sejarah, tetapi juga menjadi pengingat bagi umat Islam untuk
lebih mendekatkan diri kepada Al-Qur’an, memahami maknanya, serta mengamalkan
ajarannya dalam kehidupan sehari-hari.
Allah SWT telah memilih bulan Ramadhan
sebagai waktu turunnya Al-Qur’an, sebagaimana firman-Nya:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ
فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ
"Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di
dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia, dan sebagai
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang benar
dan yang batil)." (QS. Al-Baqarah: 185)
Peringatan Nuzulul Qur’an bukan hanya sekadar
mengenang turunnya wahyu pertama kepada Rasulullah saw, tetapi juga sebagai
momen refleksi untuk meningkatkan kecintaan kita terhadap Al-Qur’an.
Kisah
Peristiwa Nuzulul Qur’an
Al-Qur’an pertama kali diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw pada tanggal 17 Ramadhan di Gua Hira melalui perantara Malaikat
Jibril.
Ketika itu, Rasulullah saw sedang menyendiri
di Gua Hira untuk bertafakur. Tiba-tiba, Malaikat Jibril datang dan
menyampaikan wahyu pertama, yaitu:
اِقۡرَاۡ
بِاسۡمِ رَبِّكَ الَّذِىۡ خَلَقَ (1) خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اِقْرَأْ وَرَبُّكَ
الْاَكْرَمُ (3) الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ
يَعْلَمْ (5)
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu
yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah,
dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan
kalam, Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS.
Al-‘Alaq: 1-5)
Ketika wahyu ini turun, Rasulullah saw dalam
keadaan sangat terkejut dan ketakutan. Beliau segera pulang menemui istrinya, Khadijah
binti Khuwailid, dan meminta untuk diselimuti. Khadijah lalu menenangkan beliau
dan membawanya ke Waraqah bin Naufal, seorang pendeta Nasrani yang memahami
kitab-kitab terdahulu.
Waraqah menjelaskan bahwa apa yang dialami
Rasulullah saw adalah tanda kerasulan, sebagaimana wahyu yang pernah diterima
oleh para nabi sebelumnya. Inilah awal dari tugas besar Nabi Muhammad saw dalam
menyampaikan risalah Islam kepada umat manusia.
Hikmah
dari Peristiwa Nuzulul Qur’an
Peristiwa Nuzulul Qur’an bukan sekadar kisah
sejarah, tetapi juga memiliki hikmah yang mendalam bagi umat Islam. Berikut
beberapa pelajaran yang bisa kita ambil:
1.
Al-Qur’an sebagai Pedoman
Hidup
Al-Qur’an adalah kitab suci yang berisi petunjuk dan
pedoman bagi manusia dalam menjalani kehidupan. Oleh karena itu, kita harus
menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber hukum, moral, dan inspirasi dalam kehidupan
sehari-hari.
Allah SWT berfirman:
اِنَّ
هٰذَا الْقُرْاٰنَ يَهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ اَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِيْنَ
الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا كَبِيْرًاۙ
"Sesungguhnya
Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi
kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi
mereka ada pahala yang besar." (QS. Al-Isra’: 9)
2.
Kewajiban Membaca,
Memahami, dan Mengamalkan Al-Qur’an
Turunnya wahyu pertama dengan kata "Iqra"
(Bacalah) menunjukkan pentingnya membaca dan mencari ilmu. Namun, membaca saja
tidak cukup. Kita juga perlu memahami makna Al-Qur’an dan mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Rasulullah saw bersabda:
خَيْرُكُمْ
مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وعَلَّمَهُ
"Sebaik-baik kalian
adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya." (HR. Bukhari)
3.
Menghidupkan Al-Qur’an di
Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan disebut sebagai bulan diturunkannya
Al-Qur’an. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak membaca,
menghafal, dan memahami Al-Qur’an di bulan suci ini.
Diriwayatkan bahwa di setiap bulan Ramadhan, Rasulullah saw
selalu berinteraksi lebih dekat dengan Al-Qur’an dan memperbanyak membacanya
bersama Malaikat Jibril.
وَكَانَ
جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام يَلْقَاهُ كُلَّ لَيْلَةٍ فِي رَمَضَانَ حَتَّى
يَنْسَلِخَ يَعْرِضُ عَلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
الْقُرْآنَ
"(Malaikat) Jibril Alaihissalam datang
menemui beliau pada setiap malam di bulan Ramadhan (untuk membacakan Alquran)
hingga Alquran selesai dibacakan untuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam."
(HR Bukhari)
Bagaimana
Cara Mendekatkan Diri dengan Al-Qur’an?
Agar peringatan Nuzulul Qur’an menjadi lebih
bermakna, kita bisa meningkatkan interaksi kita dengan Al-Qur’an melalui
beberapa langkah berikut:
1.
Rutin Membaca dan Menghafal
Al-Qur’an
Setiap Muslim dianjurkan untuk membaca Al-Qur’an setiap
hari, meskipun hanya beberapa ayat. Lebih baik lagi jika kita bisa menghafalkan
ayat-ayatnya sedikit demi sedikit.
2.
Mempelajari Tafsir dan
Maknanya
Selain membaca, kita juga perlu memahami tafsirnya agar
dapat mengamalkan isi Al-Qur’an dalam kehidupan kita.
3.
Mengamalkan Ajaran
Al-Qur’an
Tujuan utama dari diturunkannya Al-Qur’an adalah agar
manusia mengamalkannya. Rasulullah saw adalah contoh terbaik dalam menerapkan
ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
فَقُلتُ
: يَا أُمَّ المُؤمِنِينَ ! أَنبئِينِي عَن خُلُقِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيهِ وَسَلَّمَ ؟ قَالَت : أَلَستَ تَقرَأُ القُرآنَ ؟ قُلتُ : بَلَى .قَالَت :
فَإِنَّ خُلُقَ نَبِيِّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ كَانَ القُرآنَ
.قَالَ : فَهَمَمْتُ أَن أَقُومَ وَلَا أَسأَلَ أَحَدًا عَن شَيْءٍ حَتَّى أَمُوتَ
“Aku berkata, ‘Wahai Ummul Mukminin, beritahulah aku tentang
akhlak Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam!” Aisyah bertanya, ‘Bukankah engkau membaca Al-Qur’an?” Aku
menjawab, “Ya.” Ia berkata, “Sesungguhnya akhlak Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah Al-Qur’an.” Kemudian aku hendak berdiri dan tidak
bertanya kepada siapapun tentang apapun hingga aku mati...” (HR. Muslim, no.
746)
4.
Mengajarkan Al-Qur’an
kepada Keluarga dan Masyarakat
Sebagai umat Islam, kita juga memiliki kewajiban untuk
menyebarkan kebaikan Al-Qur’an kepada orang lain. Bisa dimulai dari keluarga,
anak-anak, atau melalui majelis ilmu.
Nuzulul Qur’an bukan hanya peristiwa sejarah,
tetapi juga pengingat bagi kita semua untuk lebih dekat dengan Al-Qur’an.
Sebagai umat Islam, kita harus menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup
dengan cara membaca, memahami, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Allah SWT berfirman:
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا
الْقُرْاٰنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ
"Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan
Al-Qur’an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil
pelajaran?" (QS. Al-Qamar: 17)
Semoga peringatan Nuzulul Qur’an tahun ini
menjadi momentum bagi kita semua untuk lebih mencintai dan mengamalkan
Al-Qur’an dalam kehidupan. Mari jadikan Al-Qur’an sebagai cahaya dalam setiap
langkah kita!
Oleh : Ahmad Afwan Yazid, M.Pd