KETELADANAN ORANG TUA TERHADAP ANAK
Keteladanan berasal dari kata “ teladan “ yang berarti sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk dicontoh, sedangkan dalam bahasa arab adalah uswan al-hasana, dilihat dari segi kalimatnya uswatun hasana terdiri dari dua kata, yaitu uswatun dan hasana. Uswatun sama dengan qudwah yang berarti ikutan, sedangkan hasana diartikan sebagai perbuatan yang baik seseorang yang patut ditiru atau diikuti orang lain misalnya perkataan, perbuatan, sikap, dan perilaku. Dengan keteladan ini lahirlah gejala identifikasi positif, yakni penyamaan diri dengan orang yang ditiru.
Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu yang bertugas untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut Yasin Musthofa, orang tua merupakan pihak yang paling berhak terhadap keadaan sang anak dan yang paling bertanggung jawab terhadap kehidupan anak di segenap aspeknya, selain itu dalam hal pendidikan, orang tua sebagai fasilitator yang memenuhi segala keperluan pendukung dalam belajar.
Anak adalah seseorang yang belum dewasa, atau keturunan dari orang tua. Anak juga dapat merujuk kepada orang yang masih berada dalam masa perkembangan fisik, mental dan emosional. Berdasarkan perspektif undang-undang bahwa batasan umur usia anak adalah yang belum mencapai 18 tahun.
Para ahli berpendapat diantaranya:
1. Rendra Kosnan, politikus perpendapat bahwa anak-anak yaitu manusia muda dalam umur muda, dalam jiwa perjalanan hidupnya karena manusia mudah terpengaruh untuk keadaan sekitarnya.
2. Agustinus seorang psycologi mengatakan, anak merupakan amanah bagi orang tua, hatinya yang suci merupakan permata alami yang bersih dari pahatan dan bentukan.
3. John Locke dengan teori tabularasa dimana anak dilahirkan seperti kertas putih bersih yang akan ditulis oleh pengalaman dalan bukunya yang berjudul” Some Thoughts Concerning Education”
Ada 5 Peran Orang Tua dalam Pembentukan Karakter Anak, diantaranya:
1. Bersikap Optimis Tentang Hidup.
Optimis sepanjang waktu adalah hal yang mustahil, ada kalanya rasa lelah menguasai dan sulit harus kita hadapi, meski masa-masa sulit datang menghampiri, ajarkan anak bahwa merasa tidak baik-baik saja itu tidak apa-apa, kemudian berikan motivasi pada mereka untuk tetap optimis melewati masa-masa sulit tersebut dan memyelesaikannya dengan baik cepat atau lambat, anak akan belajar meniru bagaimana cara pandang optimis bisa mengubah hidupnya.
2. Perhatikan Nada Suara
Sebagai orang tua, kita mungkin lupa memperhatikan cara berbicara yang baik kepada anak-anak. Ingatlah bahwa cara orang tua mengatakan sesuatu secara signifikan mempengaruhi perilaku anak-anak, hindari membentak,, berteriak, dan memyinggung karena anak akan menangkapnya sebagai salah satu nada bicara yang digunakan. sebaliknya, lebih baik memberikan tanggapan dengan nada empati, suara kita harus tenang dan pengertian.
3. Pimpin Pola Hidup Sehat
Anak akan meniru orang tua yang menerapkan pola hidup sehat makanan yang seimbang, berolah raga dan merawat diri sendiri, karena anak tahu manfaat kebugaran dan suasana hati yang baik dari orang tuannya, anak akan meniru kebiasaan itu.
4. Terlibat Dalam Kehidupan Anak
Tidak peduli seberapa besar atau penting suatu peristiwa, selalu libatkan diri kita dalam kehidupan anak-anak dengan cara ini, mereka akan belajar bahwa penting untuk selalu ada satu sama lain pada setiap saat.
Pasalnya, tak sedikit arang tua melewatkan hal-hal kecil yang justru menjadi tonggak perkembangan anak.
5. Tanamkan Kejujuran
Kebohongan akan berkembang menjadi buruk seiring waktu, cobalah terus terang pada anak tentang apapun yang ingin diketahuinya, jangan katakan sesuatu kepada anak hanya untuk membuatnya tenang atau meninggalkanmu sendirian saat beraktivitas, tanamkan kejujuran dalam keluarga dan jangan mengajarkan pada anak bahwa berbohong itu bisa diterima.