TIGA DIMENSI AKHLAK
Akhlak merupakan hal yang amat fundamental dalam Islam, maka misi utama Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT pun adalah untuk menyempurnakan akhlak. Innamâ bu‘itstu li utammima makârimal akhlâq.
Sebelum kita membahas tentang akhlak lebih dalam lagi perlu kita fahami dulu apa akhlak itu ?
Akhlak adalah tingkah laku yang dilakukan berulang kali. Akhlak dalam bahasa Arab berasal dari kata khuluk yang berarti tingkah laku, perangai, atau tabiat.
Secara terminologi, akhlak adalah tingkah laku seseorang yang didorong oleh sesuatu keinginan secara mendasar untuk melakukan suatu perbuatan. Sementara itu, menurut Imam Al Ghazali, akhlak merupakan tingkah laku yang melekat pada diri seseorang yang dapat memicu perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.
Rasulullah adalah manusia pilihan sang pencipta yang menjadi contoh bagi semua manusia, ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Q.S Al Ahzab ayat 21
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Artinya:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Adapun akhlak setidaknya terbagi menjadi tiga dimensi, pertama manusia kepada Allah, kedua manusia kepada manusia dan ketiga manusia kepada lingkungan atau alam.
Akhlak Manusia Kepada Allah SWT
Akhlak manusia terhadap Allah SWT adalah perilaku yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada sang pencipta.
Adapaun akhlak manusia terhadap Allah SWT, diantaranya adalah :
Mencintai Allah melebihi cinta kepada apa dan siapapun juga dengan mempergunakan firman-Nya sebagai pedoman hidup dan kehidupan.
Melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya
Mengharapkan dan berusaha memperoleh keridhoan Allah.
Mensyukuri nikmat dan karunia Allah.
Menerima dengan ikhlas semua qodho’ dan qodar setelah berikhtiar maksimal (sebanyak-banyaknya, hingga batas tertinggi)
Memohon ampun hanya kepada Allah.
Bertaubat kepada Allah.
Tawakkal (berserah diri kepada Allah)
Akhlak Manusia Kepada Manusia Yang lainnya.
Pada dasarnya manusia adalah mahluk sosial yang selalu butuh orang lain karena manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan/keterlibatan orang lain. Kalau kita mau telaah lebih dalam bahwa kita akan selalu butuh orang lain, diantaranya :
Mulai lahir kita butuh orang yang membantu proses kelahiran kita yaitu bisa bidan, dokter, team medis, atau yang lainnya.
Ketika bayi yang belum bisa apapun kita selalu butuh orang tua kita yang selalu merawat kita (makan, minum, mandi dsb) mulai bangun tidur hingga tidur kembali karena belum mampu untuk mengerjakannya sendiri.
Diusia sekolah mulai usia Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi kita selalu membutuhkan orang lain,diantaranya :
orang tua yang membiayai.
guru yang mengajar.
supir yang mengantar jemput .
dan banyak lagi orang lain yang kita libatkan agar kita bisa sekolah hingga selesai.
Ketika kita sudah dewasa hingga bekerja, menikah, memiliki keturunan hingga dipanggil untuk menghadap Allah SWT ( meninggal ) masih akan terus membutuhkan orang lain.
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa mulai lahir hingga meninggal, bangun tidur hingga tidur lagi kita akan selalu membutuhkan orang lain. Oleh sebab itu kita harus memiliki sikap yang baik terhadap orang lain yang lebih kita kenal dengan sebutan ahklak yang mulia. Ini sesuai dengan sabda nabi Muhammad SAW. Yang diriwatkan oleh Abu Dawud RA sebagaimana hadits berikut ;
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“Kaum mukminin yang paling baik ialah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Abu Dawud).
Adapun ahklak manusia dan manusia yang lain dapat dibagi menjadi 4 antara lain ;
Husnudzan. Diterangkan dalam Q.S Al Hujurat: 12 yang terjemahannya artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman!Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya sendiri yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh,Allah Maha Penerima Taubat, MahaPenyayang.”
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa sejatinya manusia yang beriman harus menjauhi banyak prasangka,karena sebagian dari prasangka itu adalah dosa, terlebih jika prasangkanya itu adalah dalam suatu prasangka yang buruk. Prasangka yang baik akan menimbulkan kesan yang baik sehingga terciptalah rasa saling hormat-menghormati untuk terciptanya kehidupan bermasyarakat yang rukun dan harmonis. Dan prasangka yang baik pun akan menimbulkan perasaan nyaman serta ketenangan karena pikiran tidak dipenuhi oleh hawa-hawa buruk.
Tasamu.
Tasamu yang dalam artian tenggang rasa, pun merupakan salah satu bentuk akhlak mulia yang harus senantiasa dijaga dan diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Tasamu juga berarti toleransi yang mana adanya penanaman sikap menghargai orang lain baik pendapatnya, pemikirannya, pendiriannya atau pun hal yang lain.
Dasar dari toleransi adalah rasa kasih sayang, di mana dari kasih sayang itu muncullah suatu ikatan yang tak lain adalah ikatan persaudaraan atau ukhuwah. Dalam salah satu hadis mengatakan bahwa,“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mengasihi itu bagaikan satu tubuh. Apabila adasalah satu anggota tubuh yang sakit, maka anggota tubuh yang lain merasakan demam.” (HR. Bukhari).
Bagi orang mukmin, sikap tenggang rasa atas dasar saling mengasihi itu perlu karena sejatinya semua orang mukmin adalah saudara. Lalu bagaimana dengan orang yang bukan mukmin atau orang Islam?
Tetap saja, toleransi atau sikap tasamu harus dilakukan meskipun pada orang yang berbeda keyakinan. Artinya, seseorang tidak bisa memaksakan orang lain untuk sama seperti dirinya, jadi meskipun berbeda keyakinan tetap harus ada toleransi untuk tidak mendeskriminasi.
Tawadhu.
Tawadhu yang tidak lain adalah rendah hati kepada sesama manusia adalah salah satu bentuk akhlak terpuji di mana seseorang merendahkan hatinya di hadapan orang lain dan berinteraksi dengan rasa kasih sayang juga kelembutan tanpa membedakan satu dengan yang lainnya. Sifat tawadhu menghasilkan atau menimbulkan rasa persamaan yang mana nantinya menuju pada keadilan juga rasa saling menghargai.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah Saw bersabda; “Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian saling merendahkan diri sehingga salah seorang dari kalian tidak saling membanggakan dan tidak saling mendalami yang lain. (HR. Muslim).
Ta’awun.
Ta’awun adalah berbuat baik di mana adanya tindakan saling tolong-menolong antar seseorang kepada orang lain dengan ikhlas tanpa pamrih. Dengan ta’awun itu bisa meningkatkan nilai sosial seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Di mana orang yang melakukankebaikan itu akan diberikan balasannya, walau sekecil apa pun bentuk kebaikan tersebut. Ta’awun mengajarkan manusia untuk saling tolong-menolong dan menguatkan rasa peduli serta tanggungjawab. Tidak ada batasan untuk seseorang melakukan kebaikan dan saling menolong asalkan dalam konteks kebaikan.
Akhlak Manusia Kepada Alam atau Lingkungannya.
Dalam Islam, manusia memiliki derajat yang tinggi dalam kaitannya dengan makhluk lain di bumi. Manusia menjadi subjek yang aktif dibanding hewan, tumbuhan, air, tanah, udara, api, dan benda lainnya. Manusia dapat mengelola semuanya untuk kepentingan manusia itu sendiri. Manusia memiliki diangkat sebagai khalifah yang mengemban amanah dalam merawat dan melestarikan bumi seisinya sebagai anugerah Allah SWT. (Al-Baqarah ayat 30). Dalam kaitannya dengan akhlak terhadap lingkungan, manusia dituntut untuk berinteraksi dengan baik. Manusia memiliki tanggung jawab pada pelestarian dan pemeliharaan lingkungan hidup. Bahkan, inti dari risalah Nabi Muhammad SAW atau agama Islam adalah berkasih sayang terhadap alam semesta. (Al-Anbiya ayat 107). Dengan demikian, perilaku umat Islam menjadikan kasih sayang terhadap alam semesta termasuk pelestarian lingkungan sebagai orientasi beragama mereka.
Sumber:
1. https://www.nu.or.id/tasawuf-akhlak/akhlak-kepada-lingkungan-Z4EgH
2. https://kumparan.com/yusuf-mansur/4-akhlak-mulia-terhadap-sesama-1tRWY3GDvwx/full
3. https://www.liputan6.com/hot/read/4720126/macam-macam-akhlak-dalam-islam-beserta-pengertian-dan-manfaatnya?page=2
terima kasih pak didik pencerahannya.....barakallaah, aamiin
Aamiin, Terima Kasih, semangat selalu, barakallah
Matur nuwun..Pak didik..semoga kita di golongkan sebagai pribadi yg berakhlak Karimah..aamiin.
Luar biasa