PEMBENTUKAN KARAKTER MELALUI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Pendidikan karakter menjadi isu penting
dalam dunia pendidikan akhir-akhir ini, hal ini berkaitan dengan fenomena
dekadensi moral yang terjadi ditengah – tengah masyarakat maupun dilingkungan
pemerintah yang semakin meningkat dan beragam. Kriminalitas, ketidak adilan,
korupsi, kekerasan pada anak, pelangggaran HAM, menjadi bukti bahwa telah
terjadi krisis jati diri dan karakteristik pada bangsa Indonesia.
Pendidikan karakter menjadi sebuah
jawaban yang tepat atas permasalahan-permasalahan yang telah disebut di atas
dan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan diharapkan dapat menjadi tempat
yang mampu mewujudkan misi dari pendidikan karakter tersebut.
Pendidikan Agama Islam diharapkan mampu menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan.
Konsep Pendidikan Karakter
Istilah karakter dihubungkan dan
dipertukarkan dengan istilah etika, ahlak, dan atau nilai dan berkaitan dengan
kekuatan moral, Oleh karena itu Pendidikan karakter secara lebih luas dapat
diartikan sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai budaya dan karakter
bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter
sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan
dirinya sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis,
produktif, dan kreatif.
Pendidikan karakter bukanlah berupa materi yang hanya bisa dicatat dan dihafalkan serta tidak dapat dievaluasi dalam jangka waktu yang pendek, tetapi pendidikan karakter merupakan sebuah pembelajaran yang teraplikasi dalam semua kegiatan siswa baik disekolah, lingkungan masyarakat dan dilingkungan dirumah melalui proses pembiasaan, keteladanan, dan dilakukan secara berkesinambungan.
Eksistensi Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama, khususnya pendidikan agama Islam (PAI) mempunyai posisi yang penting dalam sistem pendidikan nasional. Pendidikan agama menjadi materi yang wajib diajarkan pada setiap sekolah. Pendidikan agama Islam pada prinsipnya memberikan pembelajaran yang menanamkan nilai-nilai spiritualitas pada peserta didik agar menjadi manusia yang berakhlak, beretika serta berbudaya sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional. Sedangkan Pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama disekolah dapat diinternalisasikan dalam kegiatan intra maupun ekstra sekolah dan lebih mengutamakan pengaplikasian ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.
Pembentukan Karakter Anak sebagai tujuan Pendidikan dalam Islam
Akhlak atau karakter dalam Islam adalah sasaran utama dalam pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hadits nabi yang menjelaskan tentang keutamaan pendidikan akhlak salah satunya hadits berikut ini: “ajarilah anak-anakmu kebaikan, dan didiklah mereka”. Konsep pendidikan didalam Islam memandang bahwa manusia dilahirkan dengan membawa potensi lahiriah yaitu:1) potensi berbuat baik terhadap alam, 2) potensi berbuat kerusakan terhadap alam, 3) potensi ketuhanan yang memiliki fungsi-fungsi non fisik. Ketiga potensi tersebut kemudian diserahkan kembali perkembangannya kepada manusia. Hal ini yang kemudian memunculkan konsep pendekatan yang menyeluruh dalam pendidikan Islam yaitu meliputi unsur pengetahuan, akhlak dan akidah.
Prinsip akhlak
terdiri dari empat hal yaitu:
1) Hikmah ialah situasi keadaan psikis dimana seseorang dapat
membedakan antara hal yang benar dan yang salah.
2) Syajaah (kebenaran) ialah keadaan
psikis dimana seseorang melampiaskan atau menahan potensialitas aspek emosional
dibawah kendali akal
3) Iffah (kesucian) ialah
mengendalikan potensialitas selera atau keinginan dibawah kendali akal dan
syariat
4) ‘adl (keadilan) ialah situasi psikis
yang mengatur tingkat
emosi dan keinginan sesuai kebutuhan hikmah
disaat melepas atau melampiaskannya.
Prinsip akhlak diatas menegaskan bahwa fitrah jiwa manusia terdiri dari potensi nafsu yang baik dan potensi nafsu yang buruk, tetapi melalui pendidikan diharapkan manusia dapat berlatih untuk mampu mengontrol kecenderungan perbuatannya kearah nafsu yang baik. Oleh karena itu Islam mengutamakan proses pendidikan sebagai agen pembentukan akhlak pada anak.
Materi PAI di sekolah
Sebagai Wujud Pembentukan Karakter Bagi Peserta Didik
Tujuan utama dari Pembelajaran PAI adalah pembentukan kepribadian pada
diri siswa yang tercermin dalam tingkah laku dan pola pikirnya dalam kehidupan
sehari-hari, maka pembelajaran PAI tidak hanya menjadi tanggung jawab guru PAI
seorang diri, tetapi dibutuhkan dukungan dari seluruh komunitas disekolah,
masyarakat, dan lebih penting lagi adalah orang tua. Sekolah harus mampu
mengkoordinir serta mengkomunikasikan pola pembelajaran PAI terhadap beberapa
pihak yang telah disebutkan sebagai sebuah rangkaian komunitas yang saling
mendukung dan menjaga demi terbentuknya siswa berakhlak dan berbudi pekerti
luhur.
Pendidikan yang berhubungan
dengan kepribadian atau akhlak tidak
dapat diajarkan hanya dalam bentuk pengetahuan saja, tetapi perlu adanya
pembiasaan dalam prilakunya sehari-hari. Setelah menjadi teladan yang baik,
guru harus mendorong siswa untuk selalu berprilaku baik dalam kehidupan
sehar-hari.
Mendidik dengan memberikan perhatian berarti senantiasa memperhatikan dan selalu mengikuti perkembangan anak pada prilaku sehari-harinya. Hal ini juga dapat dijadikan dasar evaluasi bagi guru bagi keberhasilan pembelajarannya. Karena hal yang terpenting dalam proses pemelajaran PAI adalah adanya perubahan prilaku yang baik dalam kehidupan sehari-harinya sebagai wujud dari aplikasi pengetahuan yang telah didapat.
Penanaman karakter pada anak sejak dini berarti ikut mempersiapkan generasi bangsa yang berkarakter, mereka adalah calon generasi bangsa yang diharapkan mampu memimpin bangsa dan menjadikan negara yang berperadaban, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa dengan akhlak dan budi pekerti yang baik serta menjadi generasi yang berilmu pengetahuan tinggi dan menghiasi dirinya dengan iman dan taqwa. Oleh karena itu pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di sekolah sebagai salah satu upaya pembentukan karakter siswa sangatlah penting. Pembentukan Karakter anak akan lebih baik jika muncul dari kesadaran keberagamaan bukan hanya karena sekedar berdasarkan prilaku yang membudaya dalam masyarakat.
Terima kasih bu Haryati, atas ilmunya....barakallah, aamiin