Membangun Peradaban dengan Generasi Milenial Berakhlakul Karimah
Akhlak adalah salah satu hal pokok dan urgensi yang dimiliki manusia. Umumnya, setiap manusia akan menilai seseorang berdasarkan apa yang ia lihat dari akhlak orang tersebut. Namun, saat ini kita menghadapi masalah yang nyata tentang maraknya krisis akhlak yang semula hanya menerpa sebagaian kecil orang, kini telah menjalar kepada masyarakat luas, termasuk dalam kalangan anak-anak hingga remaja/mahasiswa. Lalu berbicara mengenai akhlak, apakah yang dimaksud dengan akhlak itu?
Jika berbicara tentang akhlak, maka perlu diketahui bahwa akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata Khuluq yang berarti tingkah laku, tabiat atau budi pekerti. Secara istilah, akhlak yaitu sifat yang dimiliki seseorang, telah melekat dan biasanya akan tercermin dari perilaku orang tersebut.
Akhlak sebagaimana diterangkan Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin, merupakan suatu perangai yang menetap kuat dalam jiwa. Karakter akhlak dalam jiwa itu timbul lantaran perbuatan-perbuatan tertentu yang dilakukan setiap orang. Kata akhlak juga disebutkan dalam firman Allah Swt:
إِنَّآ أَخْلَصْنَٰهُم بِخَالِصَةٍ ذِكْرَى ٱلدَّارِ
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. ” (Q.s Shad: 46)
Mengapa Perlu Membangun Akhlak di Era Milenial?
Saat ini kita semua berada di zaman milenial, dimana pada zaman ini semuanya serba modern. Dari teknologi, peradaban, bahkan akhlak manusia pun ikut terkena imbas kemajuan zaman. Nampak jelas di era milenial ini para remaja lebih asyik berselancar di sosial media dan internet.
Sebagai akibat dari ketergantungan yang tinggi terhadap internet dan media sosial tersebut, mereka menjadi pribadi yang malas, tidak bersosialisasi, cenderung lemah dalam nilai-nilai kebersamaan; kegotong royongan, kehangatan lingkungan, kepedulian sosial, senang akan kebebasan, kebarat-baratan; dan tidak memperhatikan etika, aturan formal, adat istiadat serta tata krama dan akhlak.
Seperti yang telah diketahui, saat ini akhlak sudah menjadi hal yang jarang kita temui terutama dikalangan remaja. Salah satu indikator yang mempengaruhi menurunnya sikap dan perilaku moral para remaja generasi milenial ini ditandai dengan meningkatnya keterlibatan mereka dalam berbagai tindak kriminal; seperti, bertutur kata yang kasar, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, hubungan seks pranikah, tawuran masal, serta yang kerap kali terjadi yaitu penindasan terhadap teman atau sering disebut bullying.
Oleh karena itu, realita yang terjadi di masyarakat saat ini sangatlah miris. Buruknya nilai generasi muda menjadikan terbentuknya pribadi atau karakter seorang muslim yang baik sangatlah sulit. Hal ini karena telah terjadi banyaknya penyimpangan sebagai bentuk kerusakan mental ataupun moral daripada kepribadian yang sangat tidak sesuai dengan etika syari’at Islam.
Cara Membentuk Generasi Milenial yang Berakhlak Mulia
Dalam membentuk karakter generasi milenial yang berakhlakul karimah (mulia) harus adanya penanaman akhlak yang baik sejak dini, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Dan lebih utama adalah orang tua, karena orang tua merupakan pilar dan penanggung jawab utama seorang anak khususnya ibu. Ibu adalah Al Madrasah Uula (pendidikan pertama dan utama) seorang anak di dalam sebuah keluarga.
Dalam mendidik anak, orang tua harus halus dan sabar serta mengutamakan mendidik akhlak terlebih dahulu daripada ilmu. Karena sudah jelas jika kedudukan akhlak lebih utama daripada ilmu. Sebagaimana hadits riwayat Abu Dawud :
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ
“Aku adalah penjamin sebuah rumah di sekitar taman (Surga) bagi seseorang yang meninggalkan perdebatan walaupun ia benar, penjamin rumah ditengah Surga bagi orang yang meninggalkan dusta walaupun ia bercanda, juga menjadi penjamin sebuah rumah di Surga paling atas bagi orang yang memiliki akhlak yang baik.”
Namun tidak hanya penanaman akhlak saja, daripada itu dalam membentuk karakter generasi milenial yang berakhlak mulia; diperlukan juga praktek dalam penguatan sikap yang penting mencakup perkembangan sosial, seperti ketulusan hati atau kejujuran, membangun koneksi yang harmonis antara keluarga dan masyarakat, menerapkan sikap toleransi, dan yang paling utama adalah melakukan kontrol diri.
Maka dari itu, generasi milenial harus tetap mempunyai akhlak yang baik, karena akhlak yang baik adalah segalanya. Sebab Allah perhatian dan sangat mewanti-wanti akan akhlak baik, karena tidak akan ada pertumpahan darah; jika semua orang di dunia ini sadar akan pentingnya penanaman akhlak yang baik, entah bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.
"Qimatul mar'i akhlaquhu" harga diri seseorang terletak pada akhlaknya
Terimakasih ilmunya