Relevansi Deep Learning Dalam Kolaborasi Pembelajaran Kyai Haji Ahmad Dahlan dan Kyai Haji Hasyim Asy'ari
Pendidikan selalu menjadi kunci utama dalam membangun peradaban. Dalam sejarah Indonesia, Kyai Haji Ahmad Dahlan dan Kyai Haji Hasyim Asy'ari adalah dua tokoh besar yang memberikan kontribusi luar biasa dalam bidang pendidikan Islam. Meskipun memiliki organisasi yang berbeda, yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, keduanya memiliki semangat yang sama dalam menciptakan pendidikan yang membangun karakter, akhlak, dan pemikiran kritis generasi bangsa.
Pada
era modern, pendekatan deep learning atau pembelajaran mendalam dapat
menjadi landasan untuk memahami dan mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan
yang diwariskan oleh kedua tokoh ini. Deep learning berfokus pada
pemahaman yang mendalam, penerapan, dan penguasaan konsep secara
menyeluruh—sebuah metode yang sangat relevan dengan konsep pendidikan berbasis
nilai dan karakter yang diusung Ahmad Dahlan dan Hasyim Asy'ari.
Semangat Pendidikan Kyai Haji Ahmad
Dahlan dan Kyai Haji Hasyim Asy'ari
1.
Kyai Haji Ahmad Dahlan: Pendidikan
untuk Kemajuan
Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah,
adalah sosok yang memadukan ilmu agama dengan ilmu modern. Ia mengajarkan
pentingnya memahami Al-Qur'an tidak hanya secara tekstual tetapi juga secara
kontekstual. Dalam pendidikan, Ahmad Dahlan mendorong siswa untuk berpikir
kritis, mempelajari ilmu pengetahuan, dan mengintegrasikan ajaran Islam ke
dalam kehidupan sehari-hari.
Pendekatan Ahmad Dahlan menekankan
bahwa pendidikan bukan hanya tentang menghafal, tetapi memahami secara mendalam
bagaimana ilmu dapat membawa manfaat bagi umat. Hal ini sejalan dengan prinsip deep
learning, yang menekankan pada penguasaan konsep secara mendalam dan
aplikasinya dalam kehidupan.
2.
Kyai Haji Hasyim Asy'ari: Pendidikan
Berbasis Akhlak dan Tradisi
Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul
Ulama, menekankan pentingnya akhlak dalam pendidikan. Baginya, ilmu tanpa
akhlak adalah sia-sia. Sistem pesantren yang beliau kembangkan mengajarkan
nilai-nilai kebijaksanaan melalui kajian kitab kuning, pembelajaran langsung,
dan pendekatan berbasis tradisi Islam yang kaya.
Dalam
perspektif deep learning, metode Hasyim Asy'ari sangat mendalam karena
siswa tidak hanya diajarkan untuk memahami teks, tetapi juga bagaimana
nilai-nilai Islam tersebut membentuk karakter yang mulia dan tangguh. Pembelajaran
di pesantren juga menumbuhkan kemandirian, kreativitas, dan rasa tanggung jawab
sosial, yang merupakan elemen penting dalam pembelajaran mendalam.
Kolaborasi Nilai dan Gagasan
Kyai
Haji Ahmad Dahlan dan Kyai Haji Hasyim Asy'ari sebenarnya memiliki visi yang
saling melengkapi. Ahmad Dahlan lebih menekankan pada pembaruan pendidikan
dengan mengadopsi pendekatan modern, sementara Hasyim Asy'ari menjaga
nilai-nilai tradisi yang berakar kuat pada ajaran Islam klasik.
Dalam
konteks pendidikan masa kini, kolaborasi gagasan keduanya dapat diaplikasikan
melalui:
- Integrasi
Nilai Tradisi dan Modern
- Mempelajari
nilai-nilai tradisional pesantren seperti adab, keikhlasan, dan
kedisiplinan.
- Mengembangkan
keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, kolaborasi, dan literasi
digital.
- Pendekatan
Kontekstual dan Reflektif
- Ahmad
Dahlan mengajarkan pentingnya memahami ayat Al-Qur'an secara kontekstual,
sedangkan Hasyim Asy'ari mengajarkan pentingnya kedalaman pemahaman.
Penggabungan keduanya mendorong pembelajaran yang kontekstual dan
reflektif.
- Pendidikan
Berbasis Akhlak dan Ilmu Pengetahuan
- Nilai
akhlak yang diajarkan Hasyim Asy'ari menjadi dasar moral bagi
pengembangan ilmu pengetahuan yang dikembangkan Ahmad Dahlan.
Relevansi Deep Learning dalam
Pendidikan Islam
Pendekatan
deep learning menekankan pada keterlibatan aktif siswa dalam memahami,
mengaitkan, dan menerapkan ilmu yang dipelajari dalam kehidupan nyata.
Nilai-nilai yang diajarkan oleh Ahmad Dahlan dan Hasyim Asy'ari dapat menjadi
model dalam pembelajaran berbasis deep learning:
- Memahami
Konsep secara Mendalam
Mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu dunia secara menyeluruh
untuk membentuk generasi yang tanggap terhadap tantangan zaman.
- Berpikir
Kritis dan Kreatif
Mendorong siswa untuk bertanya, menganalisis, dan menemukan
solusi, sebagaimana diajarkan oleh Ahmad Dahlan melalui pembelajaran
kontekstual.
- Penguatan
Karakter dan Akhlak
Menanamkan nilai-nilai akhlak yang kuat seperti kejujuran,
kesabaran, dan tanggung jawab sosial, sebagaimana ditekankan oleh Hasyim
Asy'ari.
Kyai
Haji Ahmad Dahlan dan Kyai Haji Hasyim Asy'ari adalah dua tokoh pendidikan
Islam yang memberikan warisan luar biasa bagi bangsa Indonesia. Gagasan dan
nilai-nilai pendidikan yang mereka ajarkan tetap relevan di era modern,
terutama dalam konteks deep learning.
Kolaborasi
pembelajaran yang memadukan nilai tradisi dan modernitas, serta pendekatan
berbasis akhlak dan ilmu pengetahuan, dapat menjadi pondasi kuat untuk
mewujudkan generasi gemilang yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia. Kini,
tugas kita adalah melanjutkan perjuangan mereka dengan menerapkan nilai-nilai
tersebut dalam sistem pendidikan kita, sehingga lahir generasi yang tidak hanya
cerdas, tetapi juga memiliki karakter unggul dan cinta pada agama serta
bangsanya.