Chanel Youtube


Relevansi Deep Learning Dalam Kolaborasi Pembelajaran Kyai Haji Ahmad Dahlan dan Kyai Haji Hasyim Asy'ari

 


Pendidikan selalu menjadi kunci utama dalam membangun peradaban. Dalam sejarah Indonesia, Kyai Haji Ahmad Dahlan dan Kyai Haji Hasyim Asy'ari adalah dua tokoh besar yang memberikan kontribusi luar biasa dalam bidang pendidikan Islam. Meskipun memiliki organisasi yang berbeda, yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, keduanya memiliki semangat yang sama dalam menciptakan pendidikan yang membangun karakter, akhlak, dan pemikiran kritis generasi bangsa.

Pada era modern, pendekatan deep learning atau pembelajaran mendalam dapat menjadi landasan untuk memahami dan mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan yang diwariskan oleh kedua tokoh ini. Deep learning berfokus pada pemahaman yang mendalam, penerapan, dan penguasaan konsep secara menyeluruh—sebuah metode yang sangat relevan dengan konsep pendidikan berbasis nilai dan karakter yang diusung Ahmad Dahlan dan Hasyim Asy'ari.

Semangat Pendidikan Kyai Haji Ahmad Dahlan dan Kyai Haji Hasyim Asy'ari

1.        Kyai Haji Ahmad Dahlan: Pendidikan untuk Kemajuan

Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, adalah sosok yang memadukan ilmu agama dengan ilmu modern. Ia mengajarkan pentingnya memahami Al-Qur'an tidak hanya secara tekstual tetapi juga secara kontekstual. Dalam pendidikan, Ahmad Dahlan mendorong siswa untuk berpikir kritis, mempelajari ilmu pengetahuan, dan mengintegrasikan ajaran Islam ke dalam kehidupan sehari-hari.

Pendekatan Ahmad Dahlan menekankan bahwa pendidikan bukan hanya tentang menghafal, tetapi memahami secara mendalam bagaimana ilmu dapat membawa manfaat bagi umat. Hal ini sejalan dengan prinsip deep learning, yang menekankan pada penguasaan konsep secara mendalam dan aplikasinya dalam kehidupan.

2.        Kyai Haji Hasyim Asy'ari: Pendidikan Berbasis Akhlak dan Tradisi

Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama, menekankan pentingnya akhlak dalam pendidikan. Baginya, ilmu tanpa akhlak adalah sia-sia. Sistem pesantren yang beliau kembangkan mengajarkan nilai-nilai kebijaksanaan melalui kajian kitab kuning, pembelajaran langsung, dan pendekatan berbasis tradisi Islam yang kaya.

Dalam perspektif deep learning, metode Hasyim Asy'ari sangat mendalam karena siswa tidak hanya diajarkan untuk memahami teks, tetapi juga bagaimana nilai-nilai Islam tersebut membentuk karakter yang mulia dan tangguh. Pembelajaran di pesantren juga menumbuhkan kemandirian, kreativitas, dan rasa tanggung jawab sosial, yang merupakan elemen penting dalam pembelajaran mendalam.

Kolaborasi Nilai dan Gagasan

Kyai Haji Ahmad Dahlan dan Kyai Haji Hasyim Asy'ari sebenarnya memiliki visi yang saling melengkapi. Ahmad Dahlan lebih menekankan pada pembaruan pendidikan dengan mengadopsi pendekatan modern, sementara Hasyim Asy'ari menjaga nilai-nilai tradisi yang berakar kuat pada ajaran Islam klasik.

Dalam konteks pendidikan masa kini, kolaborasi gagasan keduanya dapat diaplikasikan melalui:

  1. Integrasi Nilai Tradisi dan Modern
    • Mempelajari nilai-nilai tradisional pesantren seperti adab, keikhlasan, dan kedisiplinan.
    • Mengembangkan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, kolaborasi, dan literasi digital.
  2. Pendekatan Kontekstual dan Reflektif
    • Ahmad Dahlan mengajarkan pentingnya memahami ayat Al-Qur'an secara kontekstual, sedangkan Hasyim Asy'ari mengajarkan pentingnya kedalaman pemahaman. Penggabungan keduanya mendorong pembelajaran yang kontekstual dan reflektif.
  3. Pendidikan Berbasis Akhlak dan Ilmu Pengetahuan
    • Nilai akhlak yang diajarkan Hasyim Asy'ari menjadi dasar moral bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang dikembangkan Ahmad Dahlan.

Relevansi Deep Learning dalam Pendidikan Islam

Pendekatan deep learning menekankan pada keterlibatan aktif siswa dalam memahami, mengaitkan, dan menerapkan ilmu yang dipelajari dalam kehidupan nyata. Nilai-nilai yang diajarkan oleh Ahmad Dahlan dan Hasyim Asy'ari dapat menjadi model dalam pembelajaran berbasis deep learning:

  1. Memahami Konsep secara Mendalam

Mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu dunia secara menyeluruh untuk membentuk generasi yang tanggap terhadap tantangan zaman.

  1. Berpikir Kritis dan Kreatif

Mendorong siswa untuk bertanya, menganalisis, dan menemukan solusi, sebagaimana diajarkan oleh Ahmad Dahlan melalui pembelajaran kontekstual.

  1. Penguatan Karakter dan Akhlak

Menanamkan nilai-nilai akhlak yang kuat seperti kejujuran, kesabaran, dan tanggung jawab sosial, sebagaimana ditekankan oleh Hasyim Asy'ari.

Kyai Haji Ahmad Dahlan dan Kyai Haji Hasyim Asy'ari adalah dua tokoh pendidikan Islam yang memberikan warisan luar biasa bagi bangsa Indonesia. Gagasan dan nilai-nilai pendidikan yang mereka ajarkan tetap relevan di era modern, terutama dalam konteks deep learning.

Kolaborasi pembelajaran yang memadukan nilai tradisi dan modernitas, serta pendekatan berbasis akhlak dan ilmu pengetahuan, dapat menjadi pondasi kuat untuk mewujudkan generasi gemilang yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia. Kini, tugas kita adalah melanjutkan perjuangan mereka dengan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam sistem pendidikan kita, sehingga lahir generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki karakter unggul dan cinta pada agama serta bangsanya.


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url