Chanel Youtube


INTEGRASI NILAI-NILAI ISLAM DALAM PENDIDIKAN STEM

 

Sumber gambar by canva.com

Dalam Rangka menyiapkan generasi abad 21 untuk menyongsong era Revolusi Industri 4.0, diperlukan pendekatan strategis yang terintegrasi antara pendidikan, penguasaan teknologi, dan pembangunan karakter. Hal ini juga merujuk kepada cita-cita bangsa tentang generasi Emas 2045 yang merupakan wacana dan gagasan dalam rangka mempersiapkan para generasi muda Indonesia yang berkualitas, berkompeten, dan berdaya saing tinggi. Tentu dalam hal pendidikan khususnya kita guru Pendidikan Agama Islam tidak tinggal diam dalam mempersiapkan generasi tersebut, harus turut hadir hingga tercapainya generasi 4.0 atau generasi emas 2045 yang islami.

Pendidikan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) telah menjadi fokus utama dalam pendidikan global untuk mempersiapkan generasi yang mampu bersaing di era revolusi industri 4.0. Namun, pendekatan STEM yang murni berfokus pada hasil ilmiah sering kali mengabaikan aspek moral dan spiritual. Dalam konteks Islam, pendidikan tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan intelektual, tetapi juga untuk membentuk akhlak mulia. Oleh karena itu, integrasi nilai-nilai Islam dalam pendidikan STEM sangat dibutuhkan untuk membangun generasi yang tidak hanya kompeten, tetapi juga memiliki landasan moral yang kuat.

Integrasi nilai-nilai Islam dalam pendidikan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) merupakan pendekatan yang memadukan ilmu pengetahuan modern dengan prinsip-prinsip Islami. Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang tidak hanya berorientasi pada kemampuan akademis dan teknis, tetapi juga membentuk akhlak, etika, dan spiritualitas siswa.

Integrasi nilai-nilai Islam dengan Pendidikan STEM ini juga berdasarkan dengan hadis Nabi Muhammad SAW. Yang berbunyi, “Barang siapa menghendaki kebaika di dunia maka dengan ilmu. Barang siapa menghendaki kebaikan di akhirat maka dengan ilmu.” (HR. Bukhari dan Muslim). Pelajaran agama islam bagi peserta didik diharapkan tidak hanya mencari bekal beharga untuk kehidupan dunia saja, namum juga peserta didik dapat mempersiapkan kehidupan yang kekal di akhirat kelak. Dengan demikian, Pendidikan Agama islam berutmpu kepada dua hal sekaligus, yaitu Pendidikan dunia dan pendidkan akhirat. Diharapakn itregrasi nilai-nilai islam dengan Pendidikan STEM ini dapat terus berkembang sehingga dapat kita manfaatkan Bersama.

Berikut adalah cara-cara untuk mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam pendidikan STEM:

1.      Tauhid sebagai Landasan Ilmu

·        Penekanan pada kebesaran Allah: Setiap konsep dalam STEM dapat dihubungkan dengan kebesaran ciptaan Allah. Misalnya, ketika mempelajari IPAS materi Cahaya dan Sifatnya, siswa diingatkan bahwa persitiwa tersebut adalah sunatullah (aturan yang Allah tetapkan di alam semesta).

·        Ayat-ayat Kauniyah: Mengaitkan pembelajaran dengan ayat-ayat Al-Qur'an yang relevan, seperti QS. Al-Baqarah:164 yang berbicara tentang tanda-tanda kebesaran Allah di alam.

2.      Akhlak dalam Penelitian dan Inovasi

·       Kejujuran dalam Sains: Menanamkan nilai kejujuran, Ketika melakukan penelitian peserta didik diharapkan memiliki akhlak jujur dalam menyampaikan atau Ketika meniliti, seperti tidak memalsukan data penelitian, karena Islam melarang kebohongan sesuai dengan (QS. Al-Ahzab:70).

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.

·       Manfaat bagi Umat: Mendorong peserta didik untuk menciptakan teknologi atau inovasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan sesuai dengan prinsip rahmatan lil alamin.

3.      Pendekatan Interdisipliner dengan Perspektif Islam

Pendekatan interdisipliner adalah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang ilmu serumpun yang relevan atau tepat guna secara terpadu. Sehingga Peserta didik dapat memecahkan suatu masalah atau perkara yang mereka hadai menggunakan berbagai sudut pandang dengan tetap berlandaskan keimanan yang kuat agar masalah dapat berakhir dengan baik tanpa menimbulkan konflik yang bekepanjangan.

Seperti yang dilakukan oleh para ilmuan Muslim terdahulu, yang ilmu dan jasanya kita pakai hingga sekarang:

  • Matematika: Mengajarkan pola atau angka melalui sejarah peradaban Islam, seperti kontribusi ilmuwan Muslim (Muḥammad ibn Mūsā al-Khwārizmī dalam jasanya aljabar).
  • Teknologi: Mengembangkan teknologi dengan kesadaran tanggung jawab kepada Allah dan manusia. Misalnya, membahas etika penggunaan teknologi AI dalam Islam.
  • Ekologi dan Rekayasa: Mengintegrasikan konsep khalifah (pemelihara bumi) dalam proyek rekayasa lingkungan.

4.      Proyek dan Pembelajaran Berbasis Masalah

  • Melibatkan peserta didik dalam proyek yang berbasis masalah dunia nyata, seperti mendesain teknologi hemat energi, dengan memperhatikan prinsip tasawwuf (kesederhanaan) dan tawazun (keseimbangan).
  • Membahas isu global seperti perubahan iklim dari sudut pandang Islam, menekankan tanggung jawab manusia sebagai penjaga bumi (QS. Al-A'raf:56).

5.      Pembelajaran Spiritual dan Refleksi

  • Memberikan waktu untuk refleksi spiritual selama atau setelah pelajaran STEM, agar peserta didik menyadari bahwa ilmu yang dipelajari adalah bagian dari pencarian makna keberadaan manusia dalam konteks ibadah kepada Allah.
  • Misalnya, setelah mempelajari IPAS materi Bagaimana Kita Hidup dan Bertumbuh, peserta didik diajak merenungkan QS. Al-Mu'minun:14 tentang penciptaan manusia.

6.      Pengenalan Ilmuwan Muslim

·        Mengajarkan sejarah tokoh-tokoh Muslim dalam STEM, seperti

1)      Abū ʿAlī al-Ḥusayn ibn ʿAbd Allāh ibn al-Ḥasan ibn ʿAlī ibn Sīnā lebih kita kenal dengan Ibnu Sina yang ahli dalam ilmu kedokteran.

2)      Abū ʿAlī al-Ḥasan ibn al-Ḥasan ibn al-Haytham yang juga lebih kita kenal dengan nama Ibnu Haytham yang terkenal dengan ilmu optik, yang merupakan cabang ilmu fisika yang mempelajari sifat cahaya dan cara cahaya berinteraksi dengan benda. Dalam optik, kita mempelajari tentang pembiasan, pemantulan, pembelokan, dan dispersi cahaya.

3)      Muhammad bin Musa bin Shakir Banu Musa yang lebih dikenal dengan nama Banu Musa ahli dalam bidang ilmu teknologi mekanis.

Ini memberikan inspirasi kepada siswa bahwa Islam mendukung ilmu pengetahuan dan inovasi.

7.      Pembentukan Karakter Islami melalui STEM

  • Mendorong rasa syukur kepada Allah dengan menanamkan kepada peserta didik bahwa segala kemajuan ilmu adalah anugerah-Nya.
  • Mengajarkan sikap rendah hati dalam menghadapi keterbatasan pengetahuan manusia dibandingkan dengan ilmu Allah yang Maha Luas (QS. Al-Kahfi:109).

Penulis : Mukrim Nugroho, S.Pd

Asal Sekolah   : SDN Pisangcandi 4
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url