Fluktuasi dalam Berbuat Kebaikan
Fluktuasi dalam Berbuat Kebaikan
Fluktuasi dalam berbuat kebaikan adalah fenomena yang wajar dalam kehidupan setiap individu. Terkadang kita berada di puncak semangat dalam melakukan amal kebaikan, namun di lain waktu kita merasakan penurunan semangat dan motivasi. Islam sebagai agama yang sempurna memberikan panduan dalam menghadapi fluktuasi ini melalui Al-Quran dan hadis Rasulullah Saw.
Fluktuasi dalam kebaikan dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Beberapa di
antaranya adalah:
1. Kondisi
Spiritual: Tingkat keimanan seseorang dapat mengalami pasang surut. Ketika iman
meningkat, semangat berbuat kebaikan juga meningkat, dan sebaliknya.
2.
Kondisi
Emosional: Stres, kecemasan, dan masalah pribadi dapat mempengaruhi motivasi
untuk berbuat baik.
3. Pengaruh
Lingkungan: Lingkungan yang mendukung kebaikan akan mendorong seseorang untuk
terus berbuat baik, sedangkan lingkungan yang negatif dapat menurunkan
semangat.
Al-Quran mengakui bahwa manusia
memiliki sifat yang berubah-ubah dan memberikan panduan agar tetap istiqamah
(konsisten) dalam kebaikan.
Pertama, Q.S Hud ayat 112:
فَاسْتَقِمْ كَمَآ اُمِرْتَ وَمَنْ
تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْاۗ اِنَّهٗ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
“Maka istiqamahlah kamu (pada jalan
yang benar), sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah
taubat bersamamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan.”
Ayat ini menekankan pentingnya
istiqamah atau konsistensi dalam menjalankan perintah Allah, meskipun
menghadapi fluktuasi dalam kebaikan.
Kedua, Q.S Al-‘Asr ayat 1-3:
وَالْعَصْرِۙ (1) اِنَّ الْاِنْسَانَ
لَفِيْ خُسْرٍۙ (2) اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ
وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِࣖ (3)
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.”
Ayat ini menggarisbawahi pentingnya beriman, beramal saleh, dan
saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran,
yang semuanya memerlukan konsistensi meskipun dalam keadaan fluktuasi.
Rasulullah Saw. juga memberikan petunjuk melalui hadis-hadisnya
mengenai bagaimana menghadapi fluktuasi dalam berbuat kebaikan.
Pertama, Hadis tentang Semangat
Beribadah:
إِنَّ
لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَةً وَلِكُلِّ شِرَةٍ فَتْرَةً فَمَنْ كَانَتْ شِرَتُهُ إِلَى
سُنَّتِى فَقَدْ أَفْلَحَ وَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ فَقَدْ
هَلَكَ
Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash, Rasulullah Saw. bersabda : “Setiap amal itu ada masa semangatnya, dan setiap masa semangat ada masa lesunya. Barang siapa yang pada masa lesunya masih dalam batasan sunahku, maka ia telah mendapatkan petunjuk. Dan barang siapa yang pada masa lesunya berada pada selain itu, maka ia akan binasa.” (HR. Ahmad)
Namun, dalam redaksi yang lain dikatakan:
إِنَّ لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَّةً ثُمَّ فَتْرَةً
فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى بِدْعَةٍ فَقَدْ ضَلَّ وَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ
إِلَى سُنَّةٍ فَقَدِ اهْتَدَى
Dari Mujahid, Rasulullah saw bersabda : “Setiap amal itu ada masa
semangat dan ada masa malasnya. Siapa yang rasa malasnya malah menjerumuskan
pada bid’ah, maka ia sungguh telah sesat. Namun siapa yang rasa malasnya masih
di atas ajaran Rasul, maka dialah yang mendapat petunjuk.” (HR. Ahmad).
Kedua Hadits tersebut menunjukkan bahwa fluktuasi dalam semangat beribadah adalah sesuatu yang normal, dan yang terpenting adalah tetap
berada dalam batasan yang telah ditentukan oleh Rasulullah Saw.
Kedua, Hadis tentang Konsistensi dalam
Amal:
سَدِّدُوْا وَقَارِبُوْا، وَاعْلَمُوْا أَنْ لَنْ
يُدْخِلَ أَحَدَكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ، وَأَنَّ أَحَبَّ الْأَعْمَالِ إِلَى
اللهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
“Tetaplah dalam kebenaran dan bersikaplah yang lurus.
Ketahuilah, bahwasanya amalan seseorang tidak dapat memasukkannya ke dalam
surga. Dan bahwasanya amalan yang paling dicintai oleh Allah yaitu yang
dikerjakan secara terus-menerus walaupun sedikit.” (HR Bukhari dan Muslim)
Hadis ini mengajarkan bahwa yang paling penting bukanlah
kuantitas amal, tetapi konsistensi dalam melakukannya, meskipun dalam jumlah
yang sedikit.
Setiap manusia pasti mengalami fluktuasi dalam kebaikan. Berikut
cara Mengatasi Fluktuasi dalam Berbuat Kebaikan yang dapat kita lakukan:
1. Memperkuat
Iman: Melalui ibadah yang rutin seperti salat, membaca Al-Quran, dan berzikir.
2. Mencari
Lingkungan yang Positif: Bergaul dengan orang-orang yang bisa memberikan
motivasi dan dukungan dalam berbuat kebaikan.
3.
Bertahap
dalam Beramal: Memulai dengan amal yang kecil tetapi konsisten, dan secara
bertahap meningkatkan intensitasnya.
4.
Mengatur
Waktu dan Prioritas: Membuat jadwal ibadah dan amal kebaikan sehingga tidak
terabaikan oleh kesibukan duniawi.
Fluktuasi dalam berbuat kebaikan adalah hal yang wajar dalam
kehidupan manusia. Al-Quran dan hadis Rasulullah Saw. memberikan panduan
bagaimana menghadapi dan mengatasi fluktuasi ini dengan tetap menjaga
konsistensi dan semangat dalam kebaikan. Dengan memperkuat iman, memilih
lingkungan yang positif, dan bertahap dalam beramal, kita dapat mengurangi
dampak negatif dari fluktuasi tersebut dan terus berupaya menjadi pribadi yang
lebih baik di hadapan Allah Swt.